Tuduh Kaidah Maenpo

Menurut tuturan: Bapak Utay Mochtar. Desa Kadupandak Cianjur. Raden Abad memiliki cukup banyak murid diantaranya : Utay Mochtar, Misbah, Yeye, Banam, Ikom, Jarfoni, Ucuh, yang semuanya adalah murid-muridnya yang berasal dari Kadupandak Cianjur dan penerus keilmuan ini sampai sekarang diwilayah Kadupandak hanya tinggal Bapak Utay Mochtar.

Ada cerita menarik dari Bapak Utay Mochtar sewaktu berguru kepada Raden Abad. Ia bertanya ?” Mengapa Maenpo memiliki banyak Jurus ?” Dengan senyum Raden Abad menjawab: “Supaya nasib murid-muridnya tidak seperti ia dalam mempelajari maenpo memakan waktu 16 tahun. Jadi Kemasan Maenpo sekarang hanya dengan menguasai jurus sebanyak 30 jurus sudah dapat membela diri dengan penggelan, remasan, potongan dan gicel. Inilah sebabnya akibat tercipta jurus kejadian yang diciptakan dan dikemas oleh Raden Abad.

Salah satu Perkumpulan Maenpo yang terkenal didaerah Cianjur yakni "Maenpo Pasar Baru Cianjur” dan “Maenpo Mekar Sekawan" dibawah asuhan Almarhum Bp. Utay Mochtar dari Desa Kadupandak Cianjur, yakni guru dari Pengembang & Penerus Maenpo sekarang di Jember Jawa Timur yakni: Rizki Joko Sukmono, SH yang perkumpulannya dikenal dengan Seni Bela Diri Tradisional Maenpo dengan motto: ADEM ATI (Amanat dari Alm. Bapak Utay Mochtar agar bisa menjadi penerusnya & dikembangkan di Jawa Timur). Nama ADEM ATI juga merupakan nama suatu lembaga yang diasuh Rizki Joko Sukmono, SH yang dikenal dengan nama Sanggar Meditasi & Tanaman Obat "ADEM ATI", yang kegiatannya meliputi: Pelatihan Meditasi & Pengobatan Tanaman Obat.

Menurut tuturan Utay Mochtar, “Maenpo” merupakan seni beladiri yang ringkas dan unik, serta mengandalkan kecepatan tangan, dengan istilah “Tangan menjadi senjata atau Tangan menjadi kaki”, pada saat pengalaman dengan beliau, ia mengatakan tangan itu banyak akalnya, dan kalau kaki ditangkap satu sudah kehabisan akal, beda dengan tangan.

MAENPO asal kata dari MAENPA' atau Maen Papat (maen empat/empat aliran) yaitu :
1. Embah Khair (Bogor)
2. Bang Khari (Betawi)
3. Bang Madhi (Sumatra Barat/Pageruyung)
4. Sabandar (Cianjur)

Menurut bapak Utay Mochtar, Maenpo-maenpo yang ada pertama kali di Cianjur adalah Maenpo Mande, lalu disatukan oleh Haji Ibrahim dengan Maenpo Madi dan maenpo Kari yang kini disebut Maenpo Cikalong. Haji Ibrahim banyak memilki murid diantaranya Raden Busrin ia belajar bersama kepada 2 gurunya yaitu H. Ibrahim dan Mama Sabandar yang nama aslinya adalah Kasim asli orang Pageruyung Sumatra barat (Tinggal di Sabandar Cianjur).

Terakhir adalah Raden Abad yang berguru kepada Raden Busrin selama 16 Tahun ia bercita-cita menjadi Pendekar Maenpo dan beliau menjadi pendekar daatau Guru Besar Maenpo diusianya yang ke 32 tahun. Akhirnya dari pengembangan seni beliau berusaha mempraktiskan jurus-jurus maenpo agar supaya cepat untuk dipelajari oleh seseorang tidak perlu memakan waktu lama seperti beliau pada masa belajar memakan waktu selama 16 tahun. Akhirnya dari perjalanan Raden Abad tersebut meringkas keilmuannya tadi guna pemahaman daripada metode keilmuannya kepada murid-muridnya yaitu dengan membuat pedoman Kaidah maenpo atau yang terkenal dengan TUDUH KAIDAH MAENPO terdiri dari 5 Bab yang dikembangkan dalam penuturannya oleh Utay Mochtar antara lain Babnya adalah sebagai berikut:
1. Bab Musim
2. Bab Opat Perjalanan
3. Bab Rasa
4. Bab Gerak
5. Bab Jurus Kejadian.







0 komentar:

Posting Komentar